Pada Agustus 2010, ajang pencarian bakat China’s Got Talentmemunculkan nama Liu Wei (25), pianis difabel dengan bakat luar biasa. Siapa dia
Sebenarnya Liu terlahir dengan anggota tubuh lengkap dan sempurna.
Kedua tangannya utuh seperti orang lain. Namun, pada usia 10 tahun dia
bermain petak umpet dan kedua tangannya menyentuh kabel listrik.
Akibatnya, kedua tangan Liu terpaksa harus diamputasi. Tidak terkira apa
yang dia rasakan saat itu.Cukup lama Liu meratapi nasibnya. Tidak sekadar terancam tidak bisa menjalani aktivitas seperti biasa, Liu juga merasa malu jika dilihat banyak orang.
Untunglah, ratapan Liu tidak berlangsung lama. Dia segera bangkit dan mulai membiasakan diri serta belajar melakukan aktivitas sehari-hari menggunakan anggota tubuh yang tersisa yaitu kedua kakinya.
Liu pun belajar melakukan semua aktivitas sehari-hari dengan kaki. ”Apa pun yang orang lain lakukan dengan tangan, saya melakukannya dengan kaki,” kata Liu yang sebenarnya pemalu ini.
Namun, tantangan yang dihadapi Liu tidak hanya itu. Diskriminasi dan pandangan sinis orang-orang sekitar hampir setiap saat dia terima. Belum lagi fasilitas umum yang dibangun tidak untuk kaum difabel. Dari kejadian itu, Liu justru tertantang untuk mengalahkan semua diskriminasi itu.
Belajar Piano
Perlahan tapi pasti, Liu mulai terbiasa dengan kondisinya yang tanpa kedua tangan. ”Saya sudah mahir makan, berpakaian, browsing internet, dan menggosok gigi dengan kaki,” ungkapnya.
Namun di antara semua kemahiran yang sudah bisa dilakukan Liu, ada satu yang benar-benar menyentuh hatinya. Yaitu bisa bermain piano dengan jemari kaki.
”Saya menemukan bahwa musik ternyata jiwa saya. Bermain musik ibarat bernapas dan saya bisa mati jika tidak bermain musik. Saya berharap bisa menjadi musisi profesional,” katanya.
Pada usia 18 tahun, Liu memutuskan belajar piano. Awalnya dia meminta bantuan seorang guru untuk mengajari. Namun, guru itu justru melecehkannya. Akhirnya, Liu belajar sendiri semua hal yang terkait dengan piano dan teori musik secara keseluruhan. Dia juga menciptakan sendiri rahasia bermain musik sesuai dengan kondisinya. ”Saya yang merasakan, jadi saya membuat gaya ’memencet’ ala saya,” ujarnya.
Proses belajar tentu tidak dilaluinya dengan mudah. Namun Liu pantang menyerah. Dia yakin dengan rajin dan tekun, semuanya akan berhasil.
Setelah sedikit mahir, Liu pun memamerkan keterampilannya kepada orangtua dan teman-teman. Memang melodi yang dipilih tidak terlalu variatif. Jari-jari kakinya tidak bisa meraih oktaf yang lebih panjang.
Ikut Audisi
Perlahan tapi pasti, kemampuan Liu meningkat. Dalam waktu singkat dia sudah menguasai teknik-teknik yang cukup sulit. Liu lantas memberanikan diri tampil di depan banyak orang. Hingga suatu saat, ada audisi China’s Got Talent. Tanpa ragu, dia pun mendaftar.
Saat mendaftar, lagi-lagi Liu mengalami pelecehan. ”Orang-orang yang melihat saya pasti terlihat memelas. Mereka mengira hidup saya sangat sulit dan kasihan jika saya harus menerima ujian seperti ini,” paparnya.
Bagaimana seorang yang tidak memiliki tangan bisa tampil memukau seperti itu? ”Bagi orang seperti saya hanya dua pilihan. Satu melepaskan semua mimpi, hidup seadanya dan putus asa sambil menunggu kematian. Satunya, menyadari bahwa Anda memang tidak punya tangan tapi tetap meneruskan hidup dengan suka cita dan menemukan hal-hal yang membuat bahagia,” katanya.
Cita-cita Liu memang sangat tinggi. Tidak sekadar menjadi orang biasa, tapi orang sukses. Liu masih ingat awal-awal dia kehilangan kedua tangan. Ibunya yang memberi motivasi untuk bangkit.
”Hidupmu tidak akan berubah meski kamu sekarang tidak punya tangan. Kamu masih bisa makan seperti orang lain. Hanya saja sekarang kamu tidak menggunakan tangan melainkan kaki,” kata Liu menirukan ucapan ibunya lebih dari 15 tahun lalu.
Ibu Liu pun sebenarnya tidak terlalu mengharapkan anaknya sukses. ”Mereka hanya ingin saya sehat dan bahagia. Tapi saya punya perspektif lain, saya ingin sukses,” ujar Liu.
Akhirnya, Liu pun berharap tidak ada yang melihatnya dengan memelas atau tatapan aneh. ”Saya hanya ingin dikenal sebagai pianis. Bukan orang difabel yang menjadi pianis. Tapi pianis saja,” tambahnya
Sumber: nyata.co.id/2012/10/liu-wei-saya-pianis-bukan-pianis-cacat/